Belajar dari Kegagalan, Raih Kesuksesan






Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Ketika kita kalah dalam mengikuti suatu ajang kompetisi,  maka perlu adanya evaluasi dan instrospeksi diri. 

Keberhasilan akan didapat setelah mengikuti lomba berkali-kali. Berarti perlu mencari pengalaman,

dari hasil pengalaman bisa diterapkan pada lomba berikutnya. (Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd)

 

Tema pada pertemuan ke-9 ini  adalah motivasi berprestasi yang disampaikan oleh narasumber Bapak Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd. Beliau menyampaikan cerita tentang kesuksesannya melalui tulisan ini sambil mengingat tentang perjalanan hidupnya yang tak lepas dari dukungan orang-orang hebat di sekitarnya.

 

Aktivitas yang Dilakukan

Bapak Sigit Suryono, S.Pd., M.Pd. mengajar di SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul DIY dari tahun 2005 sampai sekarang. Akhifitas saat ini sebagai duta rumah belajar kemdikbud, duta sains P4TKIPA, admin FB komunitas rumah belajar kemdikbud, Ketua MGMP IPA Kab. Gunungkidul, dan juga Pengurus PPII DIY mulai tahun 2020.

 

Prestasi yang telah Diraih

Prestasi tertinggi telah diraih adalah sebagai Juara 1 Guru SMP Berprestasi tingkat Nasional tahun 2015 sehingga mendapat penghargaan penyerta seperti anugrah gubernur DIY, Penghargaan dari Kemdikbud dan juga Mendapat Satya Lencana bidang Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016 dan mendapat kesempatan belajar singkat ke Australia tahun 2016. Juara 1 guru berprestasi tingkat kabupaten, Finalis guru berprestasi di tingkat provinsi serata juara 3 lomba kepala sekolah berprestasi di tingkat provinsi.

Prestasi tersebut telah beliau raih melalui sebuah perjuang yang panjang diawali dari masa sekolah dimana beliau adalah siswa yang tidak pernah dianggap dan jauh dari prestasi, bahkan saat kuliah S1 di UNY beliau hampir drop out dan lulus dalam masa 7 tahun. Namun saat kuliah S1 nilai-nilai perjuangan, komunitas dan juga kerja keras, telah beliau terapkan setelah bekerja menjadi Guru.

Mengapa demikian karena saat menempuh kuliah S1 beliau ikut organisasi kemahasiswaan sampai senat fakultas, kemudian mempunyai usaha sablon dan juga rental komputer serta mengajar di beberapa sekolah walaupun belum selesai kuliah.

 

Awal Tumbuhnya Jiwa Berkompetisi

Kegagalan dan rasa malu hilang saat beliau diterima menjadi pegawai negeri 1 SMP Negeri 1 Wonosari tahun 2005. Di sekolah inilah semua ilmu dan juga pengalaman bisa beliau terapkan dengan maksimal dan kesempatan akhirnya datang menghampiri beliau ketika ada kegiatan pemilihan simposium guru tingkat propinsi DIY tahun 2006. Beliau mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut walupun masih CPNS pada saat itu sementara peserta yang lainnya adalah guru-guru pengurus MGMP setiap mapel di DIY.

Pengalaman menjadi peserta di Simposium tersebut membuat beliau sudah belajar dari awal untuk ikut berkompetisi dengan para senior yang tentu sangat hebat dan sudah berpengalaman. Pengalaman dan ilmu yang mereka miliki beliau catat dan pelajari serta saya mencoba melalukan  pola ATM (amati tiru Modifikasi).

 

Jadi untuk bisa menjadi orang yang berprestasi yang dibutuhkan adalah:

1. Belajar sejak dini dengan orang-orang hebat.

2. Pelajari ilmu dari orang-orang hebat tersebut dengan model ATM (amati tiru modifikasi)

 

Model ATM ini bisa diterapkan dimanapun tempat dan keberadaan kita untuk berprestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan kita masing-masing.  Bagi penulis maka untuk bisa menghasilkan buku yang hebat dekatlah dengan para penulis. Bagi para programer agar bisa hebat maka belajarlah dari para programer lewat hasil karya mereka. Tentukan target dan startegi yang tepat.

Ketika simposium guru itulah banyak ilmu yang bisa diserap dan ikut mempengaruhi perjalanan karier beliau sampai saat ini. Banyak hal yang bisa dipelajari dari para ketua MGMP di seluruh propinsi DIY dan seluruh mapel yang hadir dalam kegiatan simposium tersebut. Antara lain yaitu: Untuk menjadi juara dalam kompetisi maka harus memiliki produk yang unggul dibandingkan dengan kompetitor yang lain. Hal ini bisa dilihat dari karya tulis yang baik, kemudian karya tersebut berupa hasil penelitian yang relevant dan tentu di dukung oleh data dan presentasi yang baik pula.

Dari pengalaman tersebut maka untuk mengikuti suatu kompetisi apapun itu hal yang utama adalah:

1. Memiliki karya yang unggul,

2. Karya tulis ilmiah sesuai dengan gaya selingkungnya,

3. File Presentasi yang baik,

4. Kesiapan mental saat presentasi,

5. Fokus presentasi pada isi naskah dan tidak boleh melantur.

 

Dari cata-catatan di atas maka perlu dilakukan pendataan dan juga pengarsipan yang baik apalagi bagi teman-teman yang akan mengikuti ajang lomba guru berprestasi maka yang perlu dipersipakan yang paling utama adalah rekam jejak atau portofolio. Beliau memiliki hampir semua surat undangan, surat tugas, dan juga bukti dokumentasi semua kegiatan beliau sejak tahun 2006 s.d. 2015 yang diarsipkan dari map dan ditaruh di rak ruang kerjanya. Itu sangat membantu saat proses mengikuti lomba guru berprestasi.

 

Keberhasilannya sebagai juara 1 guru berprestasi tingkat nasional tidak serta merta langsung berhasil. saya sebenarnya selalu gagal di even-even sebelumnya. kalau dilihat dari curikulum vitae di atas sebelum juara 1 gupres, sudah 7 kali gagal dalam ajang prestasi yang lain di tingkat Nasional. seperti NITC tahun 2009 beliau gagal karena tulisannya kurang bisa diterima oleh juri (kurang menggiit), Inobel 2009 karya medianya bagus sekali namun beliau gagal karena tidak fokus dalam mempresentasikan karya, beliau malah menceritakan siapa dirinya ... dll yang akhirnya tidak fokus pada media yang seharusnya beliau presentasikan. Tahun 2012 di ajang Ki Hajar Dewantara beliau kalah karena presentasinya kalah dengan kompetitor, sedangkan tahun 2013 di ajang FIG beliau kalah karena penelitian saya PTK hanya 1 siklus walaupun sudah beliau bawakan buku yang membolehkan 1 siklus selesai asal masalah sudah selesai .... (gaya selingkung saya yang salah), kemudian tahun 2013  saya baru juara 2 gupres tingkat kabupaten .... perlu perbanyak lagi portofolio), tahun 2014 dan 2015 di ajang Mobile Edukasi saya kalah karena media dari kompetitor lebih baik.

Belajar dari pengalaman tersebut, kini semua kegiatan yang sudah beliau lakukan selalu dievaluasi dan dicatat dalam jurnalnya. Kegiatan beliau sehari-hari di berbagai event bisa dibaca di webnya http://cige.info. Ini merupakan catatan jurnal beliau sejak tahun 2009 awalnya melalui http://fisikasmp.wordpress.com.

 

Pengalaman Menjadi Juara 1 Guru Berprestasi

Beliau kembali menceritakan perjalanannya  bagaimana bisa berprestasi sampai juara 1 guru berprestasi. Kata mutiara yang sampai saat ini beliau pegang adalah kata-kata dari ibunya sebagai pensiunan guru SD dengan kata mutiara "Kalah cacak menang cacak", itu menjadi pelecut saya untuk mengikuti berbagai event perlombaaan artinya kalah maupun menang merupakan hal yang biasa. maka dengan dukungan dari orang tua, dan juga dari istri dan anak-anak setiap event lomba yang beliau ikuti pasti akan dilakukan dengan penuh perjuangan dan tidak disiapkan asal-asalan.

Setelah tahun 2015 prestasi nasional terasa mudah saya capai karena perjuangan dan kegagalan dari masa-masa sebelumnya seperti menjadi salah satu peserta terbaik literasi tingkat nasional tahun 2017, Duta Rumah Belajar terinovatif tahun 2018, Duta sains P4TKIPA, dan juga prestasi teratkhir adalah mendapat anugrah Alumni Berprestasi Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan tahun 2020 pada saat dies Natalis UNY yang ke 56.

Tips untuk mengikuti ajang kompetisi baik untuk diri sendiri maupun untuk anak didiknya, maka tips ini bisa dipakai:

1. Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombkan (kecuali masih tahap awal karena hanya ingin mencoba berhasil/tidak ya gagal/tidak),

2. Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang kita buat tidak maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun siapkanlah karya yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya ada jiwa dan ruh kita, semangat kita.

3. Jika kita lolos ke nasional perlu di lihat kembali apasih yang akan dinilai saat kita mengikuti lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya  [hal ini sangat penting saat mengikuti lomba]

4. Siapkan diri,pribadi, mental, dan juga focus pada lomba.

5. Saat presentasi lomba, fokus pada materi yang akan kita sampaikan, jangan sampai keluar, menyimpang dari presensi yang kita siapkan karena akan banyak memakan waktu

Bagi teman-teman yang ingin mengikuti ajang guru berpestasi tingkat nasional silahkan baca tips untuk menjadi guru berprestasi tingkat nasional di webs beliau: http://ciget.info/?p=1438

Hal yang sangat memotivasi beliau gigih dalam mengikuti berbagai macam kompetisi adalah karena selama beliau duduk di bangku sekolah selalu dipandang sebelah mata oleh guru-gurunya. Padahal Sigit kecil ingin sekali mengikuti lomba. Selain itu juga adanya dukungan dari orang tuanya yang selalu memberi motivasi,  yang selalu memberi semangat agar tidak mudah putus asa.

Dalam menanamkan karakter agar anak rajin belajar dan punya wawasan yang luas,  peran orang tua sangatlah penting. Seorang ibu juga sangat berpengaruh pada perkembangan mental sepiritual apalagi di saat kegagalan kuliah di depan mata saat S1, ibunya selalu menguatkan dan memberi nasihat. Yang selalu beliau katakan adalah kegagalan akan di lihat saat ini saja jika suatu saat kamu berhasil kegagalan masa lalu tidak akan dilihat oleh orang lain. Lingkungan itu sangat mendukung . Jadi peran dan kepedulian orang tua itu sangat penting bagi perkembangan puta putrinya.

Orang yang mengalami kegagalan dalam suatu kegiatan, event atau lomba setelah mempersiapkan diri dengan baik, pasti akan muncul penyesalan, kenapa tidak lebih mempersiapkan diri, kenapa tidak maksimal, kenapa kurang berlatih dan lain sebagainya bahkan muncul rasa kurang peprcaya diri.  Dengan pengalaman kegagalan, akan memungkinkan kita menang di kemudian hari. Munculkan mental untuk menjadi juara, Maka tips untuk menjadi juara.... harus lebih lama belajarnya, harus lebih siap, harus lebih maksimal dari kompetitor lainnya..... "butuh pengalaman". Pengalaman sering didapat dari kegagalan masa lalu.

Kagagalannya dalam beberapa  telah membuatnya lebih tegar, membuatnya lebih mengevaluasi diri, lebih mempersipkan diri untuk mengikuti ajang lomba berikutnya. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Ketika kita kalah dalam mengikuti suatu ajang kompetisi,  maka perlu adanya evaluasi dan instrospeksi diri.  Keberhasilan akan didapat setelah mengikuti lomba berkali-kali. Berarti perlu mencari pengalaman, dari hasil pengalaman bisa diterapkan pada lomba berikutnya.

Kita bisa belajar dari kegagalan, karena kegagalan adalah guru yang terbaik.

 

Tetap bersemangat dan Salam Literasi

Hayati Cempaka

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Sukses Sang Juara Pertama Inobelnas dan Penulis Ratusan Buku

Menulis Itu Semudah Update Status

Mengembangkan Sepotong Ide dalam Menulis dengan Google Jamboard